Kamis, 22 November 2012

Kejutan Hati

Habis
Tertutup debu
Ukiran terbalut butiran pasir

Hilang
Tanpa daya
Tunduk akan kekuatan sejati sang Kuasa

Lenyap
Bagai tak pernah ada
Tertimbun
Tertelan

Masih
Masih ada
Dan akan selalu ada
Celah itu
Kunci itu

Makan temukan
Dan terkejutlah

Sabtu, 17 November 2012

No tittle(?)

Entah, tiba-tiba nulis ini dan aku sendiri gak ngerti kenapa? Bisakah jadi fanfiction? Setelah aku baca lagi ini bener2 semacam trailer..

~
Hujan turun semakin deras. Gadis itu masih menatap ke satu titik dengan khawatir. Bola matanya yang cantik dan hitam legam mengikuti gerakan titik itu. Banyak pikiran berkecamuk di kepalanya. Ia menggigit bibir dengan resah. Mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah dan memutuskan untuk kembali berkonsentrasi pada kopinya. Ia menyeruputnya lagi. Menghirup aromanya dan merasakan manis sekaligus pahitnya. Ia mencoba menghilangkan kecemasan yang tiba-tiba melanda tanpa alasan yang jelas. Ia bahkan menuliskan beberapa kalimat secara asal di laptopnya yang kini telah menampilkan sebuah layar kosong tanpa tulisan.
Tapi kini tidak hanya hujan, tiba-tiba petir datang menyambar. Sementara di luar, orang-orang mulai berlindung dan menghentikan aktivitas mereka.
“Klang~ Klang~” Pintu di kafe itu terbuka. Berdiri seorang tua dengan pakaian tebal yang telah basah kuyup karena hujan, memegang sebuah kotak peralatan memancing. Yang segera saja menarik perhatian beberapa pasang mata untuk mengamatinya sejenak. Perhatian gadis itu pun akhirnya teralihkan sejenak. Ia menengok ke arah orangtua itu.
“Di luar hujan deras. Deras sekali.”
Tiba-tiba kakek itu mulai berbicara. Herannya, ia sama sekali tak seperti bergumam. Lebih seperti berbicara kepada orang tak terlihat. Beberapa orang menengok heran. ‘Gila…,’ batin mereka.
Lelaki tua itu masih belum menyerah. Entahlah… Mungkin benar-benar bermaksud mengabarkan fakta yang sepertinya tak usah dibicarakan lagi, atau sekedar ingin menarik perhatian. “Benar-benar deras. Dengan petir menyambar-nyambar. Hhh.. Benar-benar dingin disana.” Suaranya yang serak dan berat membuat gadis itu tak bisa tidak mendengarnya.  Sementara matanya kembali menatap laptop di hadapannya, telinganya menangkap semua hal yang dibicarakan orangtua itu. Ia merasa, jelas-jelas merasa, orangtua itu berbicara kepada dirinya. Ia tahu, mungkin hanya perasaan atau imajinasinya karena terlalu sibuk dengan tugas di kantornya belakangan ini, tetapi yang jelas ia merasakan sesuatu ketika orangtua itu berbicara. Ia merasa terpanggil. Ia merasa ketahuan. Akan suatu hal yang selama ini selalu ia simpan untuk dirinya sendiri.
 Masih berusaha mengerjakan laporan-laporan dan portofolio akuntan, suara itu semakin nyaring dan nyata memanggilnya. Tiba-tiba gadis itu mendesah keras. Ia menatap ke arah orangtua itu dengan cepat. Sudah tidak ada. Matanya terbeliak heran. Sontak, kepalanya cepat berputar mencari keberadaan bapak tua tadi. Tapi kini orang itu telah duduk. Masih sembari berbicara memang. Tapi ia berbicara tentang pesanan dengan suara normal kepada seorang pelayan. Gadis itu mendesah lega. ‘Ia hanya orangtua biasa. Bukan peramal atau semacamnya,’ pikirnya tenang.
Ia kembali ke dalam laporannya. Tetapi hujan semakin deras. Suara hujan semakin meneror pikirannya. Pikirannya bertambah kalut. Ia tak bisa berkonsentrasi. Secara asal ia membuka sebuah lembar kosong di monitor dan mengetikkan kalimat-kalimat yang tak beraturan. Mencoba menyibukkan diri untuk menghilangkan kecemasan. Ia mengerutkan dahinya. Rasanya seperti ingin berteriak untuk menghilangkan kecemasan itu.
Kini, bola matanya berganti-ganti menatap ke arah monitor yang penuh dengan deretan kalimat tak jelas, ke arah sebuah titik yang masih bergerak dengan kecepatan yang sama di luar, diantara hujan yang semakin lebat, ke arah kopi moccanya, ke arah pintu kafe…
“Brakk!” Gadis itu berdiri secara tiba-tiba, hentakannya nyaris membuat kursi yang ia duduki terjungkal. Beberapa orang menatapnya heran. Gadis itu tak peduli, dalam hitungan detik ia segera menyambar sebuah payung yang kebetulan ada pada jangkauan pandangnya, entah milik siapa itu, ia segera berlari keluar. Mendorong pintu kafe dan berlari ke luar, membuka payung dengan sigap. Hujan deras dan angin membuat kulitnya bergidik. Sebagian rambutnya yang terurai berkibar-kibar ditiup angin. Gadis itu berlari. Menyeberangi jalan dan menggeliat di antara barisan kendaraan yang tengah berhenti, melintasi hujan dengan payungnya. Berlari menyeberang jalan ke arah sebuah lapangan.
Ia berdiri dan mengatur nafasnya. Titik yang berlari itu, kini sedang berlari di hadapannya. Semakin dekat dengannya. Ia berlari ke satu tempat dan berhenti dengan mantap. Kini, dengan payung yang ia sandarkan ke bahu kanannya, ia berdiri menatap ke titik tersebut. Titik yang kini berada satu baris sejajar dengannya.Titik yang masih berlari dengan kecepatan sama, ke arahnya… Dan kini berhenti.
Dekat. Ia sudah dekat dengan titik itu sekarang. Berhenti. Titik yang selama ini ia perhatikan terus bergerak dan berlari, kini berhenti. Dihadapannya.
Gadis itu menahan nafas. Herannya, hanya karena hal seperti ini, jantungnya berdegup sangat kencang. Ia merasa berdebar. Sekarang titik dihadapannya telah menjadi sebuah sosok. Sebuah sosok dengan jaket abu-abu yang basah kuyup dan sepatu kets berwarana putih. Punggungnya turun naik karena kehabisan nafas. Perlahan-lahan, sosok itu mulai bergerak lagi. Ia mendongak. Dan mereka bertatapan.
Gadis itu terkesiap. Ia merasakan jantungnya semakin berdebar.
“Siapa kau?” Suara yang berat dan hangat itu memecah kesunyian di antara rintik hujan yang ramai. Seperti yang dari dulu ingin ia lakukan, gadis itu mengulurkan tangannya yang memegang payung. Ia maju satu langkah, yang membuat keduanya makin dekat. Dan kini mereka bahkan berada di dalam satu payung yang sama.
“Disini dingin. Dan hujan sangat deras. Kau bisa sakit. Bisakah kau berhenti  berlari? Untuk hari ini saja,” pinta gadis itu. Entah apa yang membuatnya berani berbicara. Yang jelas ia merasa lega. Ia merasa senang. Tetapi sesuatu di wajah lelaki itu berubah drastis. Air mukanya. Matanya. Hawa diantara keduanya. Hawa dingin dan canggung yang kini menjadi lebih dekat dan… justru aneh. Lelaki itu terkejut.
“Kau kenapa?” Tanya gadis itu gugup. Merasa bersalah. “Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?”
“Tidak. Tidak.” Lelaki itu menggeleng. Ia menatap ke arah payung.
“Ini..”
Gadis itu tak meneruskan perkataanya.
“Eh.. Bisakah kita berteduh?” Tanya gadis itu. Gugup.
Lelaki itu terdiam beberapa saat. Menatap gadis itu. Atau entah, menatap apa. Yang jelas ia sedang menatap sesuatu. Memikirkan sesuatu. Ia mengangguk.
                                                                           ~


Selasa, 03 Juli 2012

My 4th ...

Mereka banyak bicara tentang cinta
Tapi aku merasa itu hanya semacam omong-kosong
Aku tak mengerti sama sekali
Aku tak mengenalnya dan aku tak mau
Karena ia tak tersentuh dan aku memang tak mau menyentuhnya

Yang kutahu perasaan-perasaan meledak ini
Harus kutuliskan secara gamblang
Kita telanjangi definisi cinta
Daripada terlalu berbelit dan rumit
Aku justru tak mengerti

Ini adalah ketika temanku mulai berkata aku sudah mulai remaja dan bukan lagi anak-anak
Kata salah seorang dari mereka ini dinamakan cinta
Atau perasaan
Dia yang bahkan kusangka paling polos
Mengatakan dengan tegas
Hal itu wajar
Tidak apa-apa

Aku tak mengerti
Mungkin ada benarnya mereka mengatakan aku hanya seorang anak-anak
Yang kutahu
Aku menunggunya
Menunggunya melakukan sesuatu yang berbeda dari rutinitasnya
Yang kutahu
Aku penasaran
Disela-sela semua kegiatanku
Entah mengapa
Sempat-sempatnya aku bertanya-tanya
Mengapa dia tidak pernah melakukan ini atau mengapa ia selalu melakukan ini

Wajah
Temanku berkata kalau tampan aku pasti suka
Aku tidak mengerti
Ia tidak tampan
Tapi tidak jelek
Aku tak pernah berhasil dalam mengurai hal ini

Kembali mengenai rasa
Aku suka mengamatinya
Mengamati apa yang akan ia lakukan kira-kira selanjutnya
Bagaikan mengurai puzzle



Tapi aku tidak merasakan apa yang mereka bilang debaran

Aku tidak merasakan sensasi apapun seperti yang biasa dituliskan pada novel-novel

Mungkin aku benar menganggapnya tepat sebagai kakakku
Kakak lelaki
Tapi kini
Orang-orang selalu salah mendeskripsikan
Apa itu yang kusebut kakak

Aku hanya anak-anak
Itu kata mereka
Mungkin benar

Aku tak mengerti apa itu cinta
Itu juga kata mereka
Mungkin benar

Tapi mengapa semua tulisan dan ide tulisan-tulisanku, mulai tanpa sadar, di sana terselip kata yang mereka bilang , kau sudah mulai paham rupanya.

Baiklah
Belum mengalami tapi aku paham
Entahlah
Semuanya memusingkan bagiku

Cinta
Hal macam apa itu aku tidak mengerti
Atau mungkin hanya belum

Aku hanya ingin merasa begini dulu
Sayang pada patrick yang selalu berhasil menghiburku
Rindu pada klan hyuga jika mereka tak muncul dalam anime kesayanganku, Naruto
Berdebar setiap kali mendengar tema OST kartun bajak laut mulai diputarkan

Untuk sekarang aku suka seperti ini...

Kamis, 21 Juni 2012

Anne Shirley's Quotes Part I


L.M. Montgomery L.M. Montgomery > Quotes



“Isn't it nice to think that tomorrow is a new day with no mistakes in it yet?”
L.M. Montgomery
“It's been my experience that you can nearly always enjoy things if you make up your mind firmly that you will.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“We should regret our mistakes and learn from them, but never carry them forward into the future with us.”
L.M. Montgomery
“Perhaps, after all, romance did not come into one’s life with pomp and blare, like a gay knight riding down; perhaps it crept to one’s side like an old friend through quiet ways; perhaps it revealed itself in seeming prose, until some sudden shaft of illumination flung athwart its pages betrayed the rhythm and the music; perhaps . . . perhaps . . . love unfolded naturally out of a beautiful friendship, as a golden-hearted rose slipping from its green sheath.”
L.M. Montgomery, Anne of Avonlea
“I am simply a 'book drunkard.' Books have the same irresistible temptation for me that liquor has for its devotee. I cannot withstand them.”
L.M. Montgomery
“True friends are always together in spirit. (Anne Shirley)”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“Life is worth living as long as there's a laugh in it.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“I believe the nicest and sweetest days are not those on which anything very splendid or wonderful or exciting happens, but just those that bring simple little pleasures, following one another softly, like pearls slipping off a string.”
L.M. Montgomery
“It's not what the world holds for you. It's what you bring to it.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“My life is a perfect graveyard of buried hopes.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“You may tire of reality but you never tire of dreams.”
L.M. Montgomery, The Road to Yesterday
“I don't want sunbursts or marble halls, I just want you.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“There is such a place as fairyland - but only children can find the way to it. And they do not know that it is fairyland until they have grown so old that they forget the way. One bitter day, when they seek it and cannot find it, they realize what they have lost; and that is the tragedy of life. On that day the gates of Eden are shut behind them and the age of gold is over. Henceforth they must dwell in the common light of common day. Only a few, who remain children at heart, can ever find that fair, lost path again; and blessed are they above mortals. They, and only they, can bring us tidings from that dear country where we once sojourned and from which we must evermore be exiles. The world calls them its singers and poets and artists and story-tellers; but they are just people who have never forgotten the way to fairyland.”
L.M. Montgomery, The Story Girl
“There's such a lot of different Annes in me. I sometimes think that is why I'm such a troublesome person. If I was just the one Anne it would be ever so much more comfortable, but then it wouldn't be half so interesting.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“After all, what could you expect from a pig but a grunt?”
L.M. Montgomery
“Miss Barry was a kindred spirit after all," Anne confided to Marilla, "You wouldn't think so to look at her, but she is. . . Kindred spirits are not so scarce as I used to think. It's splendid to find out there are so many of them in the world.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“Oh, it's delightful to have ambitions. I'm so glad I have such a lot. And there never seems to be any end to them-- that's the best of it. Just as soon as you attain to one ambition you see another one glittering higher up still. It does make life so interesting.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“Nothing is ever really lost to us as long as we remember it.”
L.M. Montgomery, The Story Girl
“Humor is the spiciest condiment in the feast of existence. Laugh at your mistakes but learn from them, joke over your troubles but gather strength from them, make a jest of your difficulties but overcome them.”
L.M. Montgomery
“And people make fun of me because I use big words. But if you have big ideas, you have to use big words to express them, haven't you?”
L.M. Montgomery
“I'd like to add some beauty to life," said Anne dreamily. "I don't exactly want to make people KNOW more... though I know that IS the noblest ambition... but I'd love to make them have a pleasanter time because of me... to have some little joy or happy thought that would never have existed if I hadn't been born.”
L.M. Montgomery, Anne's House of Dreams

“For a moment Anne's heart fluttered queerly and for the first time her eyes faltered under Gilbert's gaze and a rosy flush stained the paleness of her face. It was as if a veil that had hung before her inner consciousness had been lifted, giving to her view a revelation of unsuspected feelings and realities. Perhaps, after all, romance did not come into one's life with pomp and blare, like a gay knight riding down; perhaps it crept to one's side like an old friend through quiet ways; perhaps it revealed itself in seeming prose, until some sudden shaft of illumination flung athwart its pages betrayed the rhythm and the music, perhaps. . . perhaps. . .love unfolded naturally out of a beautiful friendship, as a golden-hearted rose slipping from its green sheath. ”
L.M. Montgomery, Anne of Avonlea
“I read in a book once that a rose by any other name would smell as sweet, but I've never been able to believe it. I don't believe a rose WOULD be as nice if it was called a thistle or a skunk cabbage.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“All life lessons are not learned at college,'she thought. Life teaches them everywhere.”
L.M. Montgomery, Anne of the Island
“I couldn't live where there were no trees--something vital in me would starve.”
L.M. Montgomery, Anne's House Of Dreams
“I love to smell flowers in the dark," she said. "You get hold of their soul then.”
L.M. Montgomery, Anne's House of Dreams
“Isn't it splendid to think of all the things there are to find out about? It just makes me feel glad to be alive--it's such an interesting world. It wouldn't be half so interesting if we know all about everything, would it? There'd be no scope for imagination then, would there?But am I talking too much? People are always telling me I do. Would you rather I didn't talk? If you say so I'll stop. I can STOP when I make up my mind to it, although it's difficult.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“Kindred spirits are not so scarce as I used to think. It's splendid to find out there are so many of them in the world.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
“I am very careful to be shallow and conventional where depth and originality are wasted.”
L.M. Montgomery
“You were never poor as long as you had something to love.”
L.M. Montgomery
“There might be some hours of loneliness. But there was something wonderful even in loneliness. At least you belonged to yourself when you were lonely.”
L.M. Montgomery, Mistress Pat
“Look at that sea, girls--all silver and shadow and vision of things not seen. We couldn't enjoy its loveliness any more if we had millions of dollars and ropes of diamonds.”
L.M. Montgomery, Anne of Green Gables


My 3rd ...

Ummm...
Kali ini benar-benar tidak universal. ELF. Yeah, ini soal ke-ELF-anku.. haha :D

Aku ingin tertawa sebentar sebelum akhirnya membiarkan diriku mengingat orang itu lagi. Mengingatnya selalu membuatku sedih. Baik, jadi sekarang, bagaimana aku dapat memanggilmu? Oppa? Seperti dulu? Tapi, tapi... kau telah berubah. Well, sungguh buruk mengatakan hal ini. Yang kumaksud adalah, betapa aku merindukanmu.

My Chinnese Prince,
Uri Gege,
Hankyung oppa...

Aku merindukanmu. Kami merindukanmu. Kami tahu kau oppa. Hatimu. Hangat. Tawa dan senyum itu. Tulus. Dan bahkan air mata itu sekalipun.
Air mata bahagiamu, melihat Uri Cinderella kembali ke stage untuk pertama kalinya setelah insiden itu. Senyum dan air mata bahagiamu. Menunjukkan betapa kau menyayanginya. Sebagai seorang hyung meskiia menganggapmu istimewa dan karena itu membolehkanmu memanggilnya tanpa embel-embel hyung.

Jika ada momen yang harus kutuliskan, terlalu banyak oppa... Jinjja... Momenmu bersama mereka. Bersama kami.

Oppa, kau bahagia sekarang, right? Di negerimu sendiri. Yah, kami selalu berharap yang terbaik untukmu. Tapi, oppa pernahkah kau sekali saja menengok ke arah kami? Maksudku, rindukah kau pada kami? Maaf jika ini sungguh tak pantas, tapi, jujur, bagaimana bisa aku menahannya? Menahan perasaan yang sepertiingin meledak ini?

Kehilangan seseorang yang kita sayang sungguh membuat kita menderita. Tak perlu berlebihan. Kami mungkin tidak benar-benar kehilanganmu. Belum...

Entahlah, aku hanya terlalu pesimis. Akankah kau kembali?? Kau anggapkah penantian kami selama ini? Kenapa kau tak pernah mengekspresikannya?

Selama ini, memang jarang aku mengatakan betapa aku merindukanmu. Menginginkanmu kembali pada kami. Berbahagia bersama kami. Betapa kami ingin mekihat air mata bahagia dan senyum mengembang di wajah Uri Heenim. Selama ini aku hanya banyak membicarakannya. Bias utamaku. Hmm.. Yah, kau sendiri hey!? Kapan kau akan kembali? Kau tahu kan aku menyukaimu sebelum abs itu. Hahah.. LOL

LOL? Laugh Out Loud? Tertawa?

Hmm.. Yah, bagaimanapun aku senang kau menyebutkan nama itu pada presscon-mu. Other member ask to you eh?  Apakah itu benar kau? Ya!

Itu benar kau kan oppa? Temanku bilang kau cukup manis. Aku tidak marah meski ia menggunakan kata 'cukup'. Kurasa kau pantas mendapatkannya. Kau sih.. Salah sendiri tidak pulang segera. Kami merindukanmu, tahu...
Tapi, aku juga pantasmendapat kata itu. Terkadang, aku rasa aku terlalu berlebihan sehingga kesal padamu. Tapi, aku akan tetap memercayaimu. Kembali. Untuk kembali. Seorang lelaki selalu memegang janjinya eh?

Emm.. Kembali lagi ke Hankyung oppa..
Oppa, jadi kapan kau akan kembali? hhh~ aku tahu, bertanya beginipun tak ada gunanya. Hanya menambah panjang daftar bentuk penantianku padamu. Yaa.. Oppa.. Kembalilah...

Aku takut Gengfans akan semakin berkurang. Apalagi di sekitarku. Kumohon oppa... Buat bias ke-2 ku memberi senyum terbaiknya. Pikirkan ini, oppa, bukankah menyenangkan jika ada seorang yang bisa menghapus air matamu kapanpun itu menetes? Bukankah melegakan ada seseorang yang bisa diajak bicara? Bukankah menyenangkan ada orang yang memelukmu setiap saat kau merasa sedih?

Kembalilah, Oppa...

Rabu, 20 Juni 2012

Cookie

I have been read the book and it was so sad and heart warming story. But, such a beautiful ending... :")
Umm.. And I'll share you the plot :)



PLOT

Despite her name, Beauty Cookson believes she's the exact opposite. She's a plain, timid girl who is called Ugly by other girls at school, especially a mean girl called Skye. Worse than the teasing in the playground, though, is the unpredictable criticism from her father. She is frequently berated for breaking any of his fussy house rules, as well as for her lack of looks, confidence and friends, even though she lives in a large house and attends a private school. Beauty adores rabbits, although her father forbids her to have pets. Her favourite television show is "Rabbit Hutch" ,a show for young children about a man and his pet rabbit.

She has no friends at all at school. The only girl that is nice to her is Rhona, Skye's best friend. Though Rhona desperately wants to be friends with Beauty, which she reveals one day when Skye is at a dentist appointment. There is also another reasonably nice person at Beauty's school: Beauty's class teacher, Miss Woodhead. Finally, she is invited by Rhona to a birthday party she is holding. During the birthday party, Beauty's dad forces her to wear Corkscrew curls and Skye, Arabella and Emily (bullies) develop a new nickname for her: Ugly Corkscrew.

Beauty tells her Mum, Dilys "Dilly" Cookson (who is a beautiful young woman) about the teasing and her Mum decides to learn how to bake cookies, even though she is an awful cook, in the hope that Beauty will be given a new nickname, Cookie (a play on her surname, Cookson). Gradually, both Beauty and her mum get the hang of making cookies and become wonderous at it. Beauty's birthday is approaching and she is dreading it, however her father appears to turn a new leaf and act like a real dad. Her Dad organises tickets for the whole class to see a stage show called 'Birthday Bonanza', with a chauffeur driven limousine to escort them there. Beauty invites all the girls, including Skye, and decides to give out cookies at the end of the party. The birthday starts to become unbearable when, at the show, Beauty is too shy to go onstage (the show is to celebrate people's birthdays), and he shouts at her in the limousine as well as ruining her cookies. Despite her humiliation, Beauty is determined to be called Cookie.

However, when Dilly and Beauty learn that her father let the rabbit Rhona gave Beauty for her birthday out of its cage (and killed by a fox), Dilly decides she has had enough of her husband, tells him she is separating from him and goes away in her car taking Beauty with her. First of all, they go to the first Mrs. Cookson (Avril) who is very nice. She lets them stay for the night until they decide to go on holiday. The holiday resort they choose is called Rabbit Cove, Beauty chooses it due to her craze over rabbits. They find themselves in an idyllic seaside resort run by a man named Mike, who takes Dilly on as a breakfast chef.

Dilly decides to let her husband know they will be returning after summer, despite Beauty's objections, but after he shouts at her and calls her old and "past it", she terminates the call. He tracks them down, and yells at them in front of the customers at the cafe, even going as far as to accuse her of having an affair with Mike and punching him in the nose. This is the last straw, and Dilly firmly refuses to return home. Even though Dilly is living with Mike and they hint that they want to start dating, Dilly refuses for the time being, as she wants to be independent. He understands, as he is a kind calm, serene and understanding person.

After summer, Beauty is sent to a new school where she makes friends, and is even asked to go on 'Watchbox', a talent show that Skye really wanted to be on, due to the rise in popularity of her mother's cookies. As a treat, the producers of Watchbox invite Sam and Lily, who tells Beauty that Lily is pregnant with her own baby rabbits, Sam decides to give Beauty (now nicknamed Cookie at her new school) her own baby rabbit.

Review: SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN is Dwarfed By Its Messy Ending



It's a long standing tradition that Hollywood brings us certain films in pairs. Antz came out around the time of Bug's Life, Volcano and Dante's Peak within weeks of one another, Armageddon and Deep Impact - the list goes on.

2012 saw this trend reignite with the release of two Snow White-themed films. Late Winter's Mirror Mirror starred Julia Roberts as the nasty queen, and for more than several reasons I skipped that flick. The one that actually looked promising, with its mix of genre actors capped by a dreamy monstrous Queen played by a genuinely capable actress was Snow White and the Huntsman (Shall we call it SWATH? Sure.). With its mix of Gothic-ish imagery and broad, brash character moments, one could hope based on the trailer alone that we were in for a back-to-basics take of the original grim, Grimm tale.

What's perhaps most confounding about the film is that it pairs even more fittingly with a genre flick that's one of the most anticipated of the year. From its sweeping prologue, its craggy vistas, and a mirror that has writing on it that looks more than a bit suspiciously like Tolkienian dwarvish runes, this isn't trying to be the second-ran Grimm tale, it's trying to be this year's first crack at The Hobbit tale.

First time director Rupert Sanders (there's not even a wiki page on the guy yet) has clearly spent his formative years watching the Lord of the Rings box set over and over. While shot in Great Britain, it's hard at times to separate the woods and craggy rock formations of SWATH from those found in New Zealand's Middle Earth. While we don't quite get the mountainous vistas that Jackson and co. provide, there's a slew of other visual cues that tie directly to the epic fantasy series.

Other elements borrow heavily from PJs take on this type of film. The first twenty minutes or so of the film are told in a sweeping prologue/flashback, situating the world of our characters quite effectively. There's some lovely shots during this period, establishing extremely well Charlize Theron's take on the evil Queen. From sensual milk baths to a slimy, oily mess towards the end, her take is equal parts psychotic and seductive. Theron is by far the best part of the film, her screeching, wide eyed menace unabashedly broad in its execution.

Naturally, the most iconic version of the Snow White story is the one that Disney brought forth as their first animated feature. There are plenty of allusions to that version despite the conscious effort to separate from the child-friendly take, such the Queen's headdress, with its drapery of metal sketching an outline that matches the animated original. There are other touches that speak to the iconic designs, from Snow White's billowing shoulders of her costume, to several shots of the party of our heroes and dwarfs walking through a cave. It's as if you come close to hearing subliminal whistles of "Hi-ho" at certain moments when they pass into the faerylands.

So far, so good - we've got a decent looking film, checking off the right boxes for homage while carving out its own thing. We have for the most part reasonably capable talent, a brilliantly cast Queen, and a suitably epic canvas to let the whole thing play out. We also have a pretty remarkable set of Dwarfs (boy hard to type that without resorting to the Tolkein use of "v"). The motley crew is made up of some of the finest British character actors going, from Ian McShane and Ray Winstone echoing their Sexy Beast banter, to Bob Hoskins, Nick Frost, and the fine talent of Toby Jones who was so damn good in Tinker Tailor.

There are bridges that end up being trolls, wild stags that transform into a flock of birds, and other moments of wonder and beauty that should all add up to be a terrific little film.

And yet, alas, it's a bit of a stinker. It's probably unfair to throw it all on the star of our film, but really the work does start to turn South the moment that Kristin Stewart shows up on screen. I've never seen a film from the Twilight series, but there's so much damn baggage with her pouty looks, especially when she's thrown into (another) love triangle, that it's hard to take any of her plight seriously. While all this excellent stuff is going on around her, we get a Snow White that's part Joan of Arc, part Arwen, and all pretty damn annoying throughout.

Chris Hemsworth doesn't quite step out from under his Thor role, and his accent is pretty preposterous, but he continues to show great on-screen charisma when brandishing a one-handed weapon. His backstory is pretty preposterous as well, and the hot/cold dynamic he shares with Ms. White is more difficult to believe than several of the magic creatures. The clunky addition of our dear Prince William is even more of an afterthought. Stiltedly portrayed by Sam Claflin, this Legolas-lite is an unwelcome addition to the plot, and makes for an even more turgid denouement.

By the time we reach our conclusion, with a seemingly interminable ride to storm a castle, whereupon it is breached in almost comically quick time, you simply don't care about the comings or goings of these characters. Only our dear evil Queen seems to have any stake in the game, a fact almost ruined by her own silly backstory that injects some unneeded humanity into her motives.

I can't help but think that on some level the whole shebang would have worked better if it weren't in English. Throw some subtitles on this, and it becomes some mad experimental film from Europe. Providing Spanish or French dialouge with more cleverly written text on screen might soften the edges of this misguided faerytale. In some ways, the entire thing is really is a severely dumbed down version of what Guillermo Del Toro might have brought to his version of the Hobbit, as under the missteps there's some lovely moments of wonder and play that remind of the likes of Pan's Labyrinth.

SWATH is more puzzling than it is unwatchable, squandering some really quite exceptional moments under the weight of a dreary and dull tale. Its appallingly incoherent ending (what, are you trying for a sequel?) does little to engender love for the work, but at the same time I felt myself thoroughly taken in by some of the more elegant parts of the piece. In the end, Snow White and the Hunstman is less a flawed success than a disaster with moments of transcendency.

source : http://twitchfilm.com/reviews/2012/05/review-snow-white-and-the-huntsman-is-dwarfed-by-its-messy-ending.php

Senin, 18 Juni 2012

10 Pembunuhan Paling Terkenal dan Fenomenal di Dunia

Pembunuhan seorang individu yang biasanya seorang yang terkenal seperti selebriti, politisi, tokoh agama atau orang penting. Biasanya motifnya sangat jelas seperti kecemburuan, politik atau pandangan secara agama, pembunuhan kontrak, balas dendam dan sebagainya. Berikut adalah 10 Pembunuhan Paling Fenomenal dalam sejarah dunia.

1. Pembunuhan John F. Kennedy

John Fitzgerald Kennedy merupakan presiden ke 35 dari Amerika Serikat. Ia menjabat dari 20 Januari 1961 sampai wafatnya pada 22 November 1963. Pemerintahannya merupakan pemerintahan yang memiliki event paling banyak. The space race, American Civil Rights Movement, Cuban Missile Crisis, the building of the Berlin Wall, and the beginning of the Vietnam War merupakan peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahannya. Walaupun banyak sekali saksi dalam pembunuhannya, banyak sekali hal yang membingungkan pada waktu kematiannya[Kennedy] sampai hari ini yang membawa banyak hal mencurigakan suatu konspirasi. Sesaat sebelum 12;30pm, Kennedy yang sedang berjalan melewati Dallas dalam limousine terbuka, 3 tembakan terlepas dari rifle bertenaga besar, yang semuanya mengenai presiden. Kennedy meninggal kemudian di rumah sakit. Lee Harvey Oswald[nomor 10] bertanggung jawab atas pembunuhan presiden. Pembunuhan ini memiliki banyak konspirasi teori, terutama sampai kematiannya Oswald tetap mengaku tidak bersalah. Terdakwa-terdakwa lainnya antara lain FBI, Cuba, CIA atau Uni Soviet. Banyak orang percaya adanya konspirasi dari kelompok ini. Tidak pernah ditemukan bukti bahwa Oswald bekerja sendirian, atau ia terbukti terlibat dalam pembunuhan. Dari sekian banyak investigasi, kasus pembunuhan ini masih……?

2. Pembunuhan Franz Ferdinand

Bangsawan Austria Franz Ferdinand, dan oleh sebab itu ahli waris dari tahta Austria secara seksama menjadi katalisator dimulainya perang dunia 1. Pada 28 Juni 1914 dia dalam kunjungan ke Sarajevo, yang pada waktu itu merupakan teritori Austria. Ketika mengendarai mobil kap terbuka, ia dan istrinya Sophie ditembak oleh anggota dari The Black Hand yang merupakan grup Serbia yang menginginkan kemerdekaan untuk semua negara dibawah kekuasaan Austria-Hungaria. Perang dunia 1 dimulai 2 bulan setelah penembakan. Pada waktu pembunuhannya, Ferdinand berusia 50 tahun.

3. Pembunuhan Julius Caesar

Julius Caesar adalah figur militer dan politik Roma pada abad 1 sebelum masehi. Ia adalah seorang pemimpin militer yang sukses dan memiliki banyak kesuksesan ketika memulai perang sipil di republik Roma. Setelah itu, ia memproklamirkan dirinya sebagai diktator. Namun, beberapa senator di Roma tidak suka dengan apa yang Caesar sudah lakukan dan merencanakan pembunuhan di Ides of March. Ketika berjalan melewati Teater Pompey, Caesar dihentikan oleh sekelompok senator untuk membaca rekening palsu yang diduga berisi tentang pemberian kekuasan kembali kepada senat. Setelah itu Caesar ditusuk. Menurut catatan sejarah, disitu hadir 60 senator. Setelah Caesar ditusuk, ia pun berusaha lari namun terjatuh dan ditusuk kembali di tanah berkali-kali. ia menderita 23 luka tusukan. Kematiannya menghakiri Republik Roma dan memunculkan kerajaan Roma. Pada waktu meninggal, Caesar berusia 57 tahun.

4. Pembunuhan Abraham Lincoln

Abraham Lincoln adalah presiden Amerika ke 16 yang memegang masa jabatan dari 1861 sampai saat dia meninggal pada tahun 1865. John Wilkes Booth adalah mata-mata konfederasi yang menjadi marah pada presiden karena ia mendukung kebebasan orang Afrika-Amerika. Ia pun bertekad melakukan pembunhan presiden. Pada 14 April 1865, Lincoln pergi ke teater. Dengan hanya ada 1 bodyguard yang berada di teater, Booth mendapatkan kesempatannya. Ia menunggu hingga tawa memenuhi ruangan dan menembak presiden tepat di kepala. Booth pun kabur dan tertangkap serta tertembak 12 hari kemudian. Lincoln berusia 56 pada saat kematiannya.

5. Pembunuhan Martin Luther King Jr.

Martin Luther King adalah tokoh utama dibalik gerakan atas hak sipil warga Amerika. Gerakan tersebut dibuat untuk menghapus diskriminasi ras atas warga kulit hitam di Amerika. King sendiri merupakan orang kulit hitam. Pada 4 April 1968, ketika sedang berdiri di balkon di lantai 2 kamar motelnya, King tertembak. Setelah kejadian itu terjadi, terjadi kerusuhan di 60 kota di Amerika, 5 hari kemudian, presiden Johnson mengumumkan hari perkabungan. 2 bulan kemudian, pelaku penembakan yang bernama James Earl Ray, ditangkap di London dan di ekstradisi ke Tennese dimana ia terbukti melakukan pembunuhan atas King. Ray adalah orang kulit putih yang menentang gerakan yang dilakukan King.

6. Pembunuhan Malcolm X

Malcolm X, yang dikenal juga sebagai Malcolm Little adalah seorang menteri Muslim berkulit hitam. Ia sering terlihat sebagai seseorang dibalik Black Power Movement pada 1960an dan 1970an dimana orang Amerika keturunan Afrika bertindak radikal dan menuntut kebebasan dan persamaan hak sebagai seorang Amerika. Malcolm pernah menjadi seorang anggota Negara Islam, namun, ia telah menjadi Sunni Muslim. Kemudian, berdasarkan ini, Negara Islam memberikan perintah untuk membunuh Malcolm X. Pada 21 Februari 1965, Malcolm sedang berpidato ketika seorang pria menerobos kerumunan massa dan menembak Malcolm dengan shot-gun, 2 pria lain kemudian ikut menembak Malcolm sehingga Malcolm menerima total 16 tembakan. Ketiga pelaku adalah anggota dari Nation Of Islam. Walaupun sering dilihat sebagai seorang yang radikal dan melawan, dunia merasa simpati atas penembakan Malcolm. Malcolm X meninggal di usia ke 39.

7. Pembunuhan Robert F. Kennedy

Senator Amerika Serikat Robert F. Kennedy adalah adik dari John F. Kennedy. Ia ditembak pagi hari pada 5 Juni 1968 oleh seorang pria bernama Sirhan Sirhan. 1 hari kemudian, Kennedy meninggal di rumah sakit. Ia ditembak 4 kali dari jarak yang sangat jelas. RFK seperti yang sering diketahui adalah seorang kandidat presiden dari partai Demokrat. Tidak diketahui motif Sirhan dalam melakukan penembakan, namun, muncul asumsi bahwa ia adalah seorang teroris Palestina yang ingin melakukan balas dendam atas bantuan Amerika ke Israel pada perang 6 hari tahun 1967. Kennedy meninggal di usia 42 tahun.

8. Pembunuhan John Lennon

John Lennon adalah salah satu dari pendiri band The Beatles, yang telah sukses secara mendunia sebagai anggota band dan sebagai aktifis perdamaian. Pada 8 Desember 1980, Lennon berada di New York City. Ketika ia kembali ke hotel ada seorang pria yang memanggil namanya. Ketika Lennon berbalik arah, pria tersebut menembak Lennon 4 kali. Lennon pun tersandung ke dalam hotel dan pingsan. Setelah menembak, pembunuhnya, Mark David Chapman menjatuhkan senjatanya dan duduk di jalanan, menunggu untuk ditangkap. Ia pun dijatuhi hukuman atas pembunuhan dan masih berada di penjara hingga saat ini. Motif pembunuhannya masih tidak jelas.

9. Pembunuhan Lee Harvey Oswald

Lee Harvey Oswald adalah mantan marinir yang dituduh oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Presiden John F. Kennedy. Terlepas dari benar atau tidaknya, Oswald sendiri terbunuh 2 hari setelah penembakan presiden di ruang bawah tanah markas besar kepolisian Dallas oleh Jack Ruby, seorang pemilik klub malam dan dikaitkan dengan kejahatan terorganisir. Ruby terlihat sangat kesal dan marah oleh pembunuhan presiden dan menuntut pembalasan. Oswald tertembak 24 November 1963 dan meninggal pada malamnya di umur yang ke 24.

10. Pembunuhan Alexander Litvinenko

Alexander Litvinenko adalah seorang agen KGB Rusia, tidak sepakat dan mungkin agen M16. Pada 1 November 2006, Litvinenko jatuh sakit setelah makan di restoran sushi Itsu di London. Dia baru saja menerima bukti tentang pembunuhan lain ketika ia sedang makan di restoran. Pada 3 November, kondisi Litvinenko memburuk dan ia langsung dibawa ke Rumah sakit Barnet di London. Ia meninggal 3 minggu setelah dirawat dari penyakit sindrom radiasi akut yang muncul dari radioaktif polonium-210. Insiden ini menghasilkan banyak ulasan media karena sedikit mirip dengan kasus di film mata-mata Hollywood. Sekarang dinyatakan bahwa Litvinenko diracun dengan segelas teh di kamar hotelnya. Tidak ada yang menghukum pembunuhnya. Muncul dugaaan bahwa pembunuhan ini dilakukan oleh pemerintah Rusia. Litvinenko meninggal pada usia 44. sumber

Minggu, 17 Juni 2012

Jun.K 2PM Love Goodbye





It’s rare for me to share lyric in my social media. But, I love the song so much and I think the lyric was great. Has been touched me TT
And I was crying for the first time I hear the song and watch the MV yesterday TT

It’s Korean. 2PM’s Junsu has a beautiful voice, Hottest! And he was look sweet in the MV J
 
Marhaji mothaet-jyo
Marhal su eop-seot-jyo
 
Sarang-haet-dan geu ma-reul
Jeonhal su eop-seot-jyo
 
Shi-gani heureumyeon
Eonjenkan al-ket-jyo
 
Ne gyeote it-deon nae-ga paro
Nayeot-da-go nara-go marhamyeon
Eolmana apahal-kkayo
 
Annyeong nae sarang keudaeyeo annyeong
Marhaji mothaet-deon giyeong modu jiwoya-get-jyo
Sarang-haet-da-go komawot-da-go
Naeapeun maldeul daeshin
Useumyeo annyeong
 
Shi-gani heureumyeon
Eonjenkan al-ket-jyo
 
Ne gyeote it-deon nae-ga paro
Nayeot-da-go nara-go marhamyeon
Eolmana apahal-kkayo
 
Annyeong nae sarang keudaeyeo annyeong
Marhaji mothaet-deon giyeong modu jiwoya-get-jyo
Sarang-haet-da-go komawot-da-go
Naeapeun maldeul daeshin
Useumyeo annyeong
 
Eonjenka uri tashi mannal-jido moreujiman
Sarang-haet-da-go komawot-da-go
Keujeo ni-ga haengbokhagil baramyeo annyeong





And it’s the translated. It was touching my heart TT
 
English
 
I didn’t say it, I couldn’t say it
I couldn’t tell you that I love you
When time passes, you will know someday
 
As I am by your side
If I tell you that it’s been me all along
How hurt would you be?
 
Goodbye my love, my dear goodbye
I need to erase all the memories I couldn’t tell you
I loved you, I thank you
Instead of those painful words
I just smile and say goodbye
 
When time passes, you will know someday
 
As I am by your side
If I tell you that it’s been me all along
How hurt would you be?
 
Goodbye my love, my dear goodbye
I need to erase all the memories I couldn’t tell you
I loved you, I thank you
Instead of those painful words
I just smile and say goodbye
 
We might meet again someday but
I loved you and I thank you
I just hope for your happiness, goodbye


Talk about goodbye always makes me touched. And the lyrics of the song success touch my deepest heart TT 
Jinjja... Especially the end part. "I just hope for your happiness." That's really touched TT
Oh, and I hope Gibeom oppa comeback as soon as possible to us ==' I'm snowers and sometimes feel lonely when my friends was shouting their bias name TT




source : http://www.liriklagubagus.com/jun-k-2pm-love-goodbye-i-love-italy-ost.html

Sabtu, 16 Juni 2012

My 2nd ...

Hmm..
Bagaimana ya?
Hari ini aku telah melakukannya. Untuk melupakan hal itu? Mungkin. Mungkin juga tidak. Kesenangan belaka? Gila. However, aku tidak seperti itu.
Dampak? Entahlah. Setidaknya sampai saat ini aku masih baik-baik saja. Hanya bayang-bayangnya masih sedikit berbekas dalam ingatanku. Melupakannya suatu saat, aku tak yakin bisa. Itu bukanlah hal kecil atau sepele. Itu besar. Dan bisa berdampak besar padaku jika aku tak memiliki pikiran yang dewasa.

Kenyatannya, aku telah jatuh dan aku melakukannya. Kalahkah aku? Entah. Aku masih terus mempertanyakan hal itu sedari tadi. Pada diriku sendiri. PadaNya. Aku tak yakin harus bagaimana sekarang. Maafkan aku.

Setidaknya, aku punya hal itu lagi untuk kulakukan suatu saat. Aku tidak tahu apakah aku menyesal atau tidak. Semua masih terasa asing, misterius. Perasaan ini belum begitu jelas. Belum terurai dan terjabar. Ketika melakukannya, hal yang terpikir pertama adalah.. ’Baiklah, mungkin dengan ini, semua itu segera berlalu. Aku melakukannya demi sebuah senyuman.’
Dan ketika melakukannya. Aku seperti.. Tak bisa berhenti. Justru, aku malah menemukan sisi baik dari hal tadi. Dua, tiga, tunggu sebentar. Yah, setidaknya aku menemukan sedikit saja hal baik. Hal buruk? Entah kenapa, sepertinya that’s my goal, but I don’t care with that. Weird yeah?

Umm… Jadi sekarang bagaimana?
Ah yak! Jawaban bagus!
Aku bisa mengambil hal positif itu dan mengembangkannya. Baiklah, aku sudah memulai untuk melakukannya tadi. Tapi bagaimana kalau gagal? Yang penting sudah mencoba. Mencoba mengambil hal-hal baik sekecil apapun itu dari hal buruk tadi. Setidaknya untuk menutupi hal gila yang tadi kulakukan.

Sekarang, bagaimana kalau mereka tahu? I’m curious. Tapi, aku bisa saja mengatakan alasan seperti ; tak ada jalan lain, mau bagaimana lagi, lagipula kalian tak sungguh-sungguh mengenalku.
Well, aku tidak sedang main-main loh. Yang kukatakan itu benar.

Jadi, intinya aku toh sudah melakukannya. Tak ada lagi yang perlu atau bisa disesali. Sungguh, sesal tak ada guna. Ambil saja sisi positifnya. Yang terpenting, aku akan mencoba tersenyum ketika kita kembali bertemu nanti.

Jumat, 15 Juni 2012

My 1st ...

Ini bukan sesuatu yang bisa diungkapkan secara gamblang. Hal ini. Masalah ini. Diri ini. Aku begitu ingin menuliskannya sekarang juga, detik ini juga pada postingan ini.
Tapi, dia atau setidaknya dia yang lainnya, mereka, yah, suatu saat pasti akan membacanya.

Ponsel?
Seakan benda kecil itu cukup untuk mencurahkan seluruh perasaanku. Letupan-letupan amarah dan kesedihan ini. Dan kalaupun bisa kulakukan, seakan hatiku puas? Di satu sisi, aku begitu ingin menuliskan semuanya, di tempat aman dan biarkan tersembunyi hingga hanya aku dan Tuhan yang tahu. Biarkan waktu menelannya.
Tapi, betapa rasa sakit ini hanya akan makin menjadi. Tanpa seorangpun mengetahuinya. Betapa makin menyiksanya amarah dan tangis ini. Menjelma menjadi suatu bentuk kemarahan yang lebih dahsyat dari sekarang. Mengikis semua kebaikan. Hanya karena perasaan begitu merasa.. Merasa... Merasa tertutup.

Oh, tertutup?
Yah. Tidak juga sebenarnya.

Hal ini.. Urgh!
Bahwa, ini salahku. Masalah ini karena diriku sendiri. Ah tidak! Bukan hanya karena aku. Puluhan faktor mendorongku melakukannya. Melakukan hal bodoh itu. ya, menjadi orang lain.

Betapa hati ini tersiksa dengan segala senyum dan tawa yang kurasakan muncul dari mulutku sendiri. Betapa sebenarnya begitu sakit mendengar kata ”Tidak apa-apa” yang meluncur halus dari mulutku sendiri. Rasa sakit itu. Entah bagaimana mengobatinya.

Menjadi diriku sendiri? Gila. Dunia – setidaknya di sekelilingku – akan berubah. Sikap mereka, perlakuan mereka. Mereka menerima diriku. Bukan, bukan. Maksudku, imitasi diriku.

Terkadang, ingin aku menangis keras-keras menumpahkan perasaan. Luka yang mendalam. Betapa sakit mendapati masalah yang tak henti datang. Aku tahu itu hanyalah batu ganjalan dari Yang Kuasa. Tapi, sikap palsuku dalam menghadapinya begitu menyiksaku.

Aku hanya bisa marah dalam hati. Dengan tatapan mata tak tahu hal itu. Masalah itu. Tapi, aku tahu!
Dunia, aku tahu!
Kau, aku tahu masalah itu. Aku tahu pembicaraan itu.
Dan orang dewasa, kalian pikir aku tak tahu?
Teman-teman, aku tahu. Aku tahu itu.
Jangan pernah berpikir aku hanyalah seorang polos yang tak mengerti hal-hal yang kalian lakukan. Aku mengetahuinya!
Mungkin memang bukan semuanya, tapi setidaknya sebagian besar.

Kalian tahu, kadang aku juga begitu menyesal mendapati diriku yang sekarang. Kenapa waktu itu aku harus melakukannya. Hal-hal impulsif itu!

Untuk apa aku terus-terusan melakukannya sementara kalian tidak pernah sedikitpun peduli. Tapi, jika aku berhneti melakukannya, kalian akan mulai menatap. Mendengus. Mengeluh. Memprotes.

Hhh..
Sudahlah. Akhiri saja seperti ini. Biarkan tanpa kesimpulan.
Yah, biarkan saja. Right, let it be... Like you did yesterday.

Hanya Ingin Bicara


Hanya ingin bicara
Hanya ingin mengeluarkan pikiran
Hanya ingin bicara
Benar-benar bicara


”Sang singa mengaum sombong,
Para tikus mencicit pilu,
Pedih,
Sang ratu tikus melenguh pedih,
Menunduk,
Menangis.


Hanya ingin berkata
Hanya ingin melepas
Hanya ingin berkata
Benar-benar berkata

”Sang tekukur mengepak sayap,
Mengibas ekor,
Burung gereja menatap lugu,
Benar lugu,
Melingkup sang nyala api.”


Hanya ingin bicara
Hanya ingin berkata
Dan hanya ingin menangis

Gagak, sang gagak
Tanpa remang bulan
Memantul bola mata hitamnya
Berlindung sayap belaka
Dilingkup sang pembeku tulang
Berselimut hujan dan rintik
Sang gagak sombong
Tunduk
Tanpa daya
Pada sang dewa kesedihan

Percaya Diri atau Sombong



Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan orang yang sangat percaya diri serta orang-orang sombong. Orang yang percaya diri biasanya mudah bergaul dengan orang lain.  Sedangkan orang sombong biasanya malas didekati oleh siapapun. Pasalnya banyak orang yang bingung sebenarnya posisinya ada dimana. Sombongkah atau percaya dirikah Anda?
Berikut perbedaan antara orang sombong dan orang percaya diri:

1. Orang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Sedangkan orang percaya diri percaya bahwa dirinya memiliki keunikan dan talenta sebagaimana yang dianugerahkan berbeda kepada setiap orang.

2. Orang sombong seolah selalu tahu apa yang paling baik untuk orang lain. Sedangkan orang yang percaya diri selalu terbuka tentang pendapatnya terhadap orang lain.

3. Orang sombong biasanya tajam terhadap orang yang ia lihat sebagai saingan. Orang percaya diri sudah lahir dengan kemampuan untuk bersaing.

4. Orang sombong sulit dan bahkan tidak pernah mengakui kesalahan mereka. Orang percaya diri tidak takut untuk mengaku bahwa ia melakukan kesalahan.

5. Orang sombong biasanya suka jika orang lain melakukan kesalahan Sedang mereka yang percaya diri suka membantu orang menghadapi kesalahan yang mereka buat.

6. Orang sombong biasanya sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang percaya diri tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya.

7. Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam.

Lalu bagaimana cara menjadi percaya diri tanpa berubah menjadi sombong?

Peduli akan penampilan
Perbaiki penampilan Anda tanpa maksud bahwa orang lain akan kemudian memuji Anda karena itu. Lakukan itu karena Anda tahu bahwa Anda harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri Anda.

Berikan senyuman tulus
Berusahalah untuk senyum kepada semua orang sebagai ungkapan hati Anda yang paling dalam, bukan senyum karena orang bisa terpesona terhadap senyuman Anda. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode kepada orang lain bahwa Anda adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik pula.

Perhatikan orang lain
Mulai sekarang, berikan waktu Anda untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar Anda apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka, serta lakukan itu dengan tulus pula. Tunjukkan bahwa Anda melihat mereka sebagai orang-orang yang Anda hargai, siapapun dan apapun posisi mereka.

Jangan ketinggalan jaman
Untuk jadi orang yang percaya diri, Anda perlu terus menginformasikan kepada diri Anda tentang apa yang terjadi di sekitar Anda. Caranya, ikuti berita di koran dan televisi. Ini membantu Anda percaya diri jika terlibat percakapan dengan siapa saja. Asal jangan jadi sok tahu!

Luaskan pergaulan
Jangan puas berada di lingkungan kecil milik Anda sekarang. Sebisa mungkin luaskan pergaulan. Jangan pilih-pilih teman dari segala kalangan. Melihat dunia dari segala perspektif bisa membantu Anda untuk menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong. Karena Anda tahu bahwa di atas langit masih ada langit dan Andapun tahu bahwa di dunia ini masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan.

Mensyukuri keberadaan Anda
Ini adalah kunci penting untuk menjadi orang yang percaya diri. Banyak orang yang tidak percaya diri karena melihat kelemahan dirinya. Dan banyak orang yang menjadi sombong karena merasa apa yang mereka punya lebih dari orang lain. Padahal inti bersyukur ialah menyadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan semata. Tuhanpun bisa mengambilnya kapan saja Ia mau. Karena itu tidak ada yang perlu disombongkan tapi tidak ada pula yang tidak disyukuri.Dengan keunikan Anda, Anda bisa menjadi diri sendiri dan bisa berusaha memberi yang terbaik.

Ubah pola pikir Anda
Dengan semua pengetahuan itu, mulai ubah cara pAndang Anda terhadap dunia. Jika pola pikir Anda sudah terbentuk, itu akan tercermin kepada gerak-gerik Anda, kata-kata Anda, dan perilaku Anda.

Sumber : halamansatu.com

Kamis, 14 Juni 2012

Pagi ini

Kau datang
Baik
Amat lembut dan baik
Kau tersenyum
Aku tersenyum

Kau pergi
Pergi begitu saja
Aku tertawa pedih

Bertanyalah lagi
Bertanya tentang... Apa tadi?
Oh, Jiwaku? Ya kan? Benar?
Perasaanku
Opini dan persepsi
Tapi, jangan pergi seperti tadi

Karena, apa aku ini?
Semacam rumah belajar psikologis?
Buku bacaan untuk psikiater pemula?
Buku panduan untuk bimbingan konseling?
Mungkin ya
Tapi cahaya itu ada
Cahaya kelembutan
Dalam rumah, buku bacaan, maupun panduan itu
Ada juga nyala api disana
Yang bisa kau sulut
Setiap saat
Sesukamu
Dengan benda itu
Benda yang kau genggam
Tak kasat mata
Benda itu
Ya, benda itu

You and Her

Bagaimana dengan airmata?
Bagaimana dengan api?
Bagaimana dengan racun?
Tidak...

Ketika takdir mempertemukan
Jiwa kekosongan sang tiang kehidupan
Dan jiwa feminin
Sang penopang atap

Maka...
Habis!
Tak ada daya
Tak ada tindak
Mungkin hanya bisu
Atau
Luka...

Senin, 13 Februari 2012

ELF Melindungi Super Junior, Begitu Juga Sebaliknya!





“Ketika ELF Melindungi Super Junior, Super Junior juga harus Melindungi ELF!“

Aku terus membaca posting dari beberapa ELF, menyatakan betapa senangnya mereka bahwa setelah 6 tahun, Super Junior akhirnya belajar bagaimana membela diri sendiri.

Sejujurnya, Aku juga bangga dan senang pada awalnya, tapi melihat kembali apa yang terjadi, aku menyadari satu hal – Super Junior tidak pernah benar-benar membela dirinya sendiri.

“Bahkan ketika aku lelah, aku harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja…” – Leeteuk

“Hanya ketika tidak ada satu pun yang memperhatikan, aku diam-diam menangis…” – Sungmin

“Pada akhirnya, ini masih menyakitkan…” – Heechul

“Kami membicarakan hal itu dan kami mungkin tertawa tentang hal itu, tetapi, ketika aku pulang aku menangis.” – Eunhyuk

“Ini begitu sulit…” – Kyuhyun

“Aku berusaha dengan baik mempertahankannya… ini terlalu sulit… sangat.. sebenarnya…” – Leeteuk

Melakukan sesuatu yang salah untuk Super Junior, tidak peduli seberapa besar itu, mereka akan terlihat buruk, posting satu atau dua hal tentang hal itu kemudian mengangkat bahu  mereka, biarkan berlalu dan berpura-pura seakan tidak pernah terjadi.

KEMARIN, FANS YANG PALING MENYEDIHKAN ADALAH ELF (SBS GAYO DAEJUN)

Tetapi melakukan hal yang salah, bahkan sangat kecil, untuk ELF – dan semua kekalahan dari neraka yang salah!

Dan kamu tahu bahwa hal-hal yang sangat-sangat buruk ketika Siwon bahkan mulai mengutukinya.

Bahkan tanpa berpikir tentang reputasi mereka, bahkan tanpa berpikir tentang apa yang orang lain mungkin pikir atau mengatakan tentang mereka, bahkan tanpa berpikir tentang konsekuensi dari tindakan mereka – Super Junior membela diri. Tapi mereka tidak membela diri untuk diri sendiri.

Super Junior membela diri untuk ELF.


Beberapa orang mengatakan itu adalah reaksi yang berlebih, kasar dan belum dewasa. Tapi siapa mereka yang berhak berbicara? Mereka hanya membaca postingan dan berkomentar di bawahnya. Sebenarnya, mereka tidak pernah benar-benar tahu apa-apa.

“Ini tidak benar… Mereka harus sudah memasang pemberitahuan terlebih dahulu, bukan? Aku minta maaf atas nama mereka~” - Leeteuk

“Maaf ELF~” - Donghae

Dan mengapa harus Super Junior yang meminta maaf atas sesuatu yang bukan kesalahannya?

Sejak dimulai, itu akan selalu menjadi Super Junior dan ELF, ELF dan Super Junior. Dan meskipun terkadang Super Junior dan ELF pergi bersama dengan DBSK dan Cassies atau SHINee dan Shawols, atau fandom lainnya, tetapi pada akhirnya, masih hanya kami – Super Junior dan ELF.

KAMI adalah semua yang hanya kita punya.

Dapatkah kalian menyalahkan kami karena kami ingin saling melindungi? Dapatkah kalian menyalahkan kami karena bereaksi dan melawan ketika orang lain menyakiti orang yang kami cintai dan harta kami yang paling berharga?

Aku bertaruh kau bahkan tidak mengerti mengapa kami adalah bagian dari Sapphire Blue Ocean.

Apakah karena Super Junior adalah grup yang paling tampan? Disamping bias, ada idola lain yang jauh lebih tampan dari mereka. Berbakat? Grup lain juga dapat melakukan hal-hal yang Super Junior bisa lakukan, bahkan mungkin lebih, mungkin lebih baik. Apakah mereka adalah yang terbaik? Baiklah, sekarang kita semua tahu bahwa itu tidaklah benar.

JADI, MENGAPA?

“Ketika tidak ada yang mengakui kami, ketika tak seorang pun ada yang membantu kami. Untuk fanclub terbaik yang membuat kami merasakan ‘keagungan’. ELF kami, Aku dengan tulus berterima kasih lagi.” - Leeteuk

“Aku mencintaimu, ELF!” - Donghae

“ELF, yang berdiri bersama kami meskipun kami masih ada kekurangan.” – Sungmin

“Kami tidak bisa menerima penghargaan ini jika bukan untuk ELF.” – Leeteuk

“Terima kasih 40 ribu lebih ELF! Mari bertemu lagi besok.” - Yesung

“Terima kasih karena ELF!” - Kyuhyun

“Kami bukan apa-apa tanpa ELF.”

INILAH JAWABANNYA!

Untuk di semua tahun bahwa aku telah menjadi bagian dari fandom ini, tidak pernah mereka membuatku merasa bahwa aku hanya seorang fans belaka. Apa yang mereka selalu buat untukku merasa bahwa ‘aku adalah seorang ELF‘, – the EVER LASTING FRIEND dari Super Junior

Dimana kalian akan menemukan idola yang memberikan pada fansnya 600 cangkir kopi hanya setelah menonton penampilan mereka di malam yang begitu dingin?

Dimana kalian akan menemukan idola yang menari dan bermain ‘peek-a-boo’ dengan fans mereka di bandara?

Dimana kalian akan menemukan idola yang mengambil foto fans mereka sendiri dan diposting di (Cyworld/Twitter) mereka dengan keterangan ‘Terima kasih’ dan ‘Aku mencintaimu’?

Dimana kalian akan menemukan idola yang menyusun, membuat dan mendedikasikan lagu terutama untuk fans mereka?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang berdoa dan menangis untuk fans mereka yang telah tiada?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang memberikan cokelat kepada fans mereka saat konser?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang memberikan fans mereka es krim saat musim panas?

Dimana kaliah pernah menemukan idola yang berterima kasih kepada fans mereka berulang kali seolah-olah tidak akan ada hari esok?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang melambaikan tangan dan membuat bentuk hati di jendela kamar hotel mereka hanya untuk menunjukkan betapa mereka menghargai para fans yang menunggu mereka di luar?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang meminta para fansnya  untuk masuk ke dalam hotel karena udara luar sangatlah dingin?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang meminta fansnya untuk menjaga kesehatan mereka?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang selalu melakukan dan melakukan yang terbaik meskipun mereka benar-benar sakit hanya karena fans mereka pantas mendapatkan hanya yang terbaik?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang berjabat tangan dengan erat dan memeluk fans mereka setelah tampil?

Dimana kalian pernah menemukan idola yang membungkuk 90 derajat selama hampir 10 detik hanya untuk menunjukkan betapa bersyukurnya mereka?


Mengapa aku adalah seorang ELF?

Karena semuanya berharga. Karena Super Junior adalah hal yang berharga.

Karena menjadi ELF adalah seperti suatu kehormatan.

PROUD TO BE ELF!


Banyak yang merasa ironis sebelumnya, banyak yang begitu takut pada ELF, karena mereka tampak begitu semangat dan protektif. Tetapi sekarang, setelah kalian menjadi ELF yang benar-benar nyata, kalian akan bangga menjadi seorang ELF!








Via: randomblackbubble
Source photo: weheartit.com
Posted again by : Y-Dami http://echarway.blogspot.com

Sabtu, 11 Februari 2012

One of My Dream (Scary Side of My Self)


Aku ingin tinggal di menara.

Aneh kah?
Pembukaan postingan kali ini?

Tapi, sudahlah.. Aku memang gadis yang aneh..

Pagi ini, sesuatu membuatku ingin pergi dari kehidupanku sekarang, mati dengan tenang, hidup kembali dan bereinkarnasi. Menjadi sosok baru. Dengan rambut sehitam jelaga yang panjangnya melebihi lututku. Dengan baju seorang upik abu. Menyulam di pinggi jendela merana. Bekerja sebagai penjahit.

Aku begitu ingin menaraku dibangun setinggi mungkin. Membuatku dapat menatap seluruh indahnya negeri.

Aku ingin hidup sendiri di menara itu. Tidak ada suara bentakan. Tidak ada suara cacian dan makian yang mengatakan setiap yang kulakukan adalah salah. Yang tidak menganggapku sebagai manusia.

Aku hanya ingin dapat terus menerus menyulam sembari bersenandung kecil dengan suara menghibur hati. Sejauh mata memandang yang ada hanya atap-atap rumah dan pucuk-pucuk pohon.

Tak ada suara lain selain suaraku, hembusan angin, dan kicauan burung yang samar-samar.

Aku ingin ketika senja datang, aku menghentikan kegiatan menyulamku. Kujauhkan sulaman indah itu dari pangkuanku dan meletakkannya di atas meja kecil berbahan kayu yang telah lapuk. Aku akan berdiri. Mendekati jendela merana. Terus mendekat hingga aku dapat menjulurkan sebagian besar tubuhku. Aku akan menopangkan dagu beberapa menit, menikmati hembusan nafas sang Khalik yang diturunkannya melalui angin lembutnya.

Setelah itu, aku akan menunjukkan sisi lain diriku. Aku akan mengangkat gaun upik abu-ku hingga setinggi lutut, berdiri, duduk di jendela dengan keadaan berbahaya dan mengkhawatirkan, dan melompat lincah bagaikan seekor rusa ke bagian tepi puncak menara.

Aku akan biarkan diriku menikmati keheningan senja. Menatap indahnya matahari yang terasa dapat kujangkau. Menatap keindahan matahari terbenam entah untuk yang keberapa kalinya.. Membiarkan air mata hangat menyeruak dari pelupuk mataku..
Dan ketika kegelapan datang, menelan setengah bagian dari bumi, aku akan bangkit berdiri. Berjinjit dengan tumitku yang kecil. Terus berjinjit hingga cukup dekat untuk menyentuh bintang di langit dan membawanya pulang ke dalam kamar di menara untuk kujadikan teman...

Kawan,
Tidakkah kalian pikir itu hebat?
Hal-hal sepele seperti mimpiku tadi?
Tidakkah kalian pikir itu menakjubkan?
Tidakkah kalian pikir akan menyenangkan menjalani hidup dengan tenang seperti itu?
Aku tahu, setengah bagian dari diriku memberontak. Menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pemikiran gilaku ini..
Tapi, sobat, inilah khayalan.. Imajinasi.. Indah, Manis, Tidak logis, Gila, dan menimbulkan perang batin..
Tahukah kalian jika aku sedang berkhayal seperti ini, terkadang aku merasa ada sebagian diriku yang lain yang tiba-tiba muncul. Menampakkan dirinya dan mengatakan bahwa jiwa aslinya telah tertutup oleh jiwa palsu yang selama ini menyiksa dirinya sendiri dengan kenyataan pahit dunia tanpa khayalan..
Kawan,
Terkadang aku berpikir, bukan akulah psikolognya.. Tapi, akulah pasiennya. Terkadang aku berpikir aku gila. Terkadang aku berpikir psikologisku terlalu mengerikan untuk anak seusiaku. Yang lebih buruk lagi, terkadang aku rasa aku mengidap DID! Kepribadian ganda!
Kawan,
Itu terdengar begitu buruk dan mengerikan, tapi juga nikmat. Aku menikmati pertarungan batinku, sobat..
Sampai di sini, janganlah takut jika berpikir aku ini gila. Tak jarang, aku juga berpikir aku ini setengah tak waras.. Hahaha...!!!


Author : Y-Dami

Total Tayangan Halaman