Senin, 06 Februari 2012

Sepercik Kesedihan


Air mata mengalir,
Gigi bergemeletuk

Amarah dan duka terasa bagai semangkuk sup panas nan lezat,
Siap untuk dilahap habis nan tercampur begitu indah dengan luka

Kesuraman mendera bukan buatan,
Bagai oksigen yang mau tak mau harus terhirup masuk melalui kerongkongan dan paru-paru, merasuk dalam kalbu kekosongan
Atau mati jika tak menghirupnya
Benar-benar bak buah simalakama

Kekosongan,
Kesuraman,
Luka,
Tusukan-tusukan

Hati terasa sakit namun tak kunjung mau pergi,
Tangisan tak berguna sungutan pun sia-sia,
Rasa sakit kian mendera,
Merasuk kalbu nan jiwa

Lagu bertempo lambat dengan nada tinggi,
Buku tebal bersampul seorang perempuan penggesek biola dnegan daun-daun berguguran,
Hujan rintik di balik jendela bertralis,
Kapasitas cahaya minim di ruangan redup ini,
Bersatu membuat kesedihan terserap makin dalam
Membuat raga, dengan tanpa sadar makin meresapi dan menikmati sepercik rasa itu

Menikmati setiap desah nafasnya..

Sungguh...
Terkadang kesedihan terasa begitu menyakitkan sekaligus nikmat..

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman